Debat pemimpin perempuan sudah clear, Rhoma doakan Khofifah gubernur
BERITA TERDEPAN - Menghadiri deklarasi Fans of Rhoma and Soneta (Forsa) untuk Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak di Pilgub Jawa Timur 2018, Raja Dangdut Rhoma Irama memastikan bahwa perdebatan soal pemimpin wanita sudah clear alias tidak ada masalah. Deklarasi digelar di Hotel Novotel Surabaya, Senin (12/3) sore.
Sebagai bukti bahwa sudah tidak ada masalah soal pemimpin perempuan, Rhomapun mendoakan Khofifah jadi gubernur Jawa Timur 2019-2024. "Insya Allah (Khofifah) jadi gubernur," kata Rhoma membuka pidatonya dan disambut pekik: Allahummasollialaa Muhammad dari para anggota Forsa Jawa Timur.
Menurut pelantun tembang Judi ini, dalam konteks bernegara dan berbangsa, kaum perempuan juga memiliki hak yang sama untuk menjadi pemimpin. "Bahwa dulu.. dulu.. dulu ada kontroversi soal pemimpin wanita. (Sekarang) sudah selesai, sudah clear. Karena itu (perdebatan soal pemimpin wanita) ternyata adalah konteksnya rumah tangga," paparnya.
Dalam konteks rumah tangga, lanjutnya, laki-laki harus jadi kepala rumah tangga dan pemimpin wanita. "Karena laki-laki itu diwajibkan untuk menafkahi. Jadi bukan konteks dalam berbangsa dan bernegara. Jadi ini (pemimpin wanita) saya rasa sudah clear semua," katanya memastikan.
Ayah musisi Ridho Rhoma ini juga menjelaskan, memilih pemimpin itu bukan atas dasar elektabilitas yang tinggi, tetapi berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh Allah dan Rosulul-Nya, Muhammad SAW. Apa kriteria itu? "Islam, sidiq, tabligh, amanah, fatonah. Ini syaratnya. Jadi bukan yang paling tinggi elektabilitasnya," tegas Ketua Umum Partai Idaman ini.
Walaupun elektabilitasnya tinggi, lanjutnya, tapi tidak memiliki kriteria yang dimaksud (Islam, sidiq, tabligh, amanah, dan fatonah), maka kata Rhoma, "Haram kita memilih. Bahkan berdosa kita memilih mereka," ucap Rhoma lebih tegas.
Karena apa?, masih kata Rhoma, memilih pemimpin sama dengan memberikan rekomendasi kepada masyarakat, bahwa iniloh pemimpin yang rekomendate, bisa membuat masyarakat lebih berahklakulkarimah. Termasuk mampu menyejahterakan masyarakatnya.
"Inilah yang akan dipertanyakan nanti di hadapan Allah SWT, dan tentunya kepada masyarakat. Jadi memilih pemimpin jangan 'wani piro?' Naudzubillah! Sekarang zaman transaksional, zaman money politics, Naudzubillahimindalik. Yang menyuap dan yang disuap, dua-duanya masuk neraka," tegas Rhoma lagi.
"Dalam konteks Pilkada, kalau ada orang memberikan sesuatu untuk memilih dirinya, dia menerima sesuatu untuk memilih orang itu, ini memilih tanpa kriteria. Artinya, dia telah menggadaikan, menjual akhidahnya, negaranya dengan harga yang murah, makanya hukumnya berat," sambungnya.
Di akhir acara, Rhoma juga melantunkan lagu yang dulu dinyanyikannya saat mendukung Khofifah di Pilgub Jawa Timur 2013, yaitu Oh Khofifah. "Saya sama Bu Khofifah ini sudah chemistry dari dulu sampai-sampai: Oh Khofifah ini akan terulang nanti. Jadi tanamkan niat dan tekad kita, karena memilih pemimpin itu ibadah," tuntas Rhoma.
0 Komentar